KULINER

Cara Bikin Kopi Semanger

Penapersatuan.com – Kopi tahlil ini dibuat agak berkreasi. Dengan bahan utama kopi, cengkih, daun Pandan, kayumanis, jahe, kapulaga, cabe puyang, gingseng wulung (purwoceng),serai,  kencur, cabai puyang.

Memang rasa semanget plus harum semanger (bisa membuat sumringah) menjadi ciri khas kopi yang bisa membuat suasana berubah jadi sumringah.

Asal mula kopi itu sendiri, konon ditemukan tidak sengaja karena ada kambing yang makan biji kopi dan tidak bisa tidur semalaman di tanah arab. Kata Habib Jamsl Ba’agil (Malang) yang juga adalah murid Ponpes Asembagus, Situbondo (yang didirikan oleh Mussis NU yakni KH As’ad Syamsul Arifin).

Kopi itu ditemukan oleh Syekh Abubakar bin Salim, sehingga Syekh Abu Bakar bin Salim Al Adni (BSA) sendiri menyusun doa minum kopi. Bahkan BSA sendiri berkata, siapa saja yang minum kopi dijamin termasuk golongan ahli berdzikir.

Di Jakarta sendiri. Kopi tahlil ada yang unik dan khas yakni  Kopi Sahira (fi bawah Plang Kramat II), Kwitang Senin. Jakarta Selatan, di Pekalongan Kopi Tahlil hampir sudah merata satu Pekalongan (konco tahlilan/jagonga). Di Madura ada kopi Majun, ada yang paling pokok = Kopi jae.

Soal tambahan rasa karena setiap daerah punya khas masing-masing, selama komposisinya tepat , dan peminum kopi merasa cocok dan pas, wine  of java (kopi jawa) , ini terasa nikmat dan teman penghalang kantuk dan menyegarkan kepala (kafein, zat penyegar otak).

Contoh, kopi Habib Anis (alm) dominan kayu manis, kopi tahlil Surabaya pedas jahe menyengat, Kopi Pandan , kopi Jombang (tambahan merica), kopi bondowoso (kopi rendam madu), Kopi Tahlil Zanjibar (Kopi tambahan ketumbar) /hidangan diminum setelah akad nikah di Palembang. Kopi Gayo, Kopi Genja, Kopi Lampung, Kopi perisa buah dan bunga,Kopi Toraja Kopi Papua dll.

Sudah pada kopi belum? Kopi belum? Unggahan orang Papua menawarkan kopi panas kepada temannya, tahunya setelah diminum kepanasan.. “Uh..uh.. uhu..”

Di desa saya, biasa menyebutnya ,”Pang ah.” (waduh panasss). Sungguh kopi Indonesia cuma 2 saja robusta dan arabica. Nusantara dengan aneka rempahnya, memberikan peluang besar dan nafas bagi pelaku usaha barista kafe untuk berkreasi serta berimprovisasi untuk saling bersaing dan usaha yang sehat.

Peluang ini baiknya (saenipun) ditangkap sebagai usaha bersama karena pelaku usaha kopi jumlahnya jutaan dan setiap hari ada 1,6 Milyar yang minum kopi. Di bulan Oktober ini (Tepatnya 1 Oktober) yang diperingati sebagai Hari Kopi Internasional memberikan tantangan dan peluang usaha.

Berbagai event digelar bahkan sampai minggu ketiga dan keempat tinggal pengumuman nya  saja, siapa yang menjadi juara nasional dan juara Internasional karena diberbagai negara,  duta Indonesia juga ikut berlaga.

Ini membuktikan bahwa kopi Indonesia dengan keanekaragaman didalam nya memberi peluang nafas bagi pelaku UMKM untuk tetap bertahan bahkan siap go Internasional.

(Aji Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *