DAERAH

Majelis Taklim Riyadus Sholihin

Penapersatuan.com – Embun pagi masih berkabut. Jumat Manis,6 September 2024, Majelis Taklim Riyadush Sholihin menggelar Maulid Nabi SAW di kompleks Majelis yang berada di pertigaan Barat desa Kedungjati berbatasan dengan Desa Bukateja Kec Bukateja Kab Purbalingga Jawa Tengah.

Majelis Taklim yang sudah berdiri 30 tahun lebih ini dibawah binaan Habib Aly bin Umar Al Qithban (Mantan Wakil Rois Syuriah NU MWVNU)  Bukateja Kab Purbalingga. Awalnya penyelenggaraan pembacaan Maulid Simthud Durar di baca tiap Jumat Kliwon. Pasca pandemi digelar tiap Jumat Manis. 

Majelis Taklim Riyadus Sholihin mendapat dukungan penuh KH Abror Mushodiq (Mantan Ketua MUI Kab Purbalingga) yang juga pengasuh Ponpes Darul Abror Kab Purbalingga dan alm KH Ihsannudin (Pengasuh Ponpes Nurul Quran Kab Purbalingga ) kini Ponpes Nurul Qur’an diampu KH Arif Muzhodiq.

Acara Maulid Nabi SAW di Majlis Taklim selain dibacakan kisah kelahiran Nabi (Kitab Maulid) oleh Jamrud Lider (Jamaah rutin Simtud Durar) Kab Purbalingga juga dihadiri para dai dan imam-imam masjid serta mushola yang ada di Kab Purbalingga  dan sekitarnya bahkan dari Banyumas, Banjarnegara Cilacap , Pekalongan, Surakarta dll.

Pada penyelenggaraan Maulid kali ini puluhan banser NU mengawal dari sekitar 2 kilometer acara untuk mengatur lalu lintas jalan raya berasal di mana di setiap pertigaan dan perempatan jalan di kawal 1-2 anggota Banser.

Banyak dai terkenal dan cukup populer mengisi di Majelis ini, selepas pembacaan Maulid Simthud Durar di majlis ini disi ceramah oleh Habaib dan Kiai. Masih rerkenang dalam ingatan banyak pencerahan kondang diundang Jamrud Lider para pembicara ternama tanah air mengisi di majlis Taklim Riyadus Sholihin seperti alm Habib Tohir bin Abdullah Al Kaff (Tegal), Habib Alwi bin Ali bin Alwi Al Habsyi , Habib Luthfy bin Yahya, Habib Novel Alaydrus, KH Zuhrul Anam (Leler Banyumas), KH Budi Harjono (Meteseh Semarang), Ustadz Wijayanto (Yogyakarta) serta ratusan dai ternama tanah air.

Setelah acara pengajian Maulid acara berakhirdipungkasi dengan makan nasi kebuli bersama 1 nampan untuk 4 orang. “Tantangan dakwah memang ada ada. Musuh kita itu dalam selimut, tapi berkat kerja sama banyak pihak tantangan dakwah akan jadi mudah,” kata Habib Aly bin Umar Al Qithban.

(Aji Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *