Prof Dr. H. Moh Mahfud MD Menjadi Imam dan khatib Shalat Idul Adha di Masjid Al Markaz Al Isalami, Makassar
Penapersatuan.com – Bersama ribuan masyarakat Makassar, Senin pagi Tanggal 17 Juni 2024 M / 10 Dzulhijjah 1445, Prof Dr. H. Moh Mahfoed MD menjadi imam dan khatib Shalat Idul Adha di Masjid Al Markaz Al Isalami, Makassar,
“Pagi ini saya melaksanakan Salat Id sekaligus menjadi khatib salat Idul Adha di Masjid Al Markaz Al Isalami, Makassar, Sulawesi Selatan, “ buka Mahfud MD dalam keterangan tertulis 17 Juni 2024 M.
Dalam khutbah shalat Idul Adha, Prof Mahfud MD menjelaskan tentang istilah Idul Qurban. “Istilah Idul Qurban dan Idul Adha merupakan istilah yang menunjuk pada peristiwa dan ritual akbar yang sama. Salah satu arti Idul Adha secara harfiah adalah hari raya penyembelihan hewan, sedangkan Idul Qurban salah satu artinya adalah hari raya pengorbanan atau taqarrub yang berarti pendekatan dan penyerahan diri kepada Allah SWT, “ lanjut Ptof Mahfud MD.
“Dalam Idul Adha ini terkandung perintah ibadah secara total yang mencakup ibadah mahdhah (ritual) dan ibadah ghairu mahdhah (sosial). Ibadah mahdhahnya ditandai, antara lain, dengan penyembelihan hewan qurban pada jenis dan waktu tertentu, salat Idul Adhh, menggemakan takbir selama hari-hari tasyriq sebagai hablun minallah; sedangkan ibadah sosialnya adalah mengimplementasikan pesan-pesan ibadah mahdhah di dalam kehidupan sosial yakni berbuat baik kepada manusia dan alam. Dari pengertian tersebut maka makna ibadah ritual dan ibadah sosial mencakup gabungan simultan antara hablun minallah, hablun minannas, dan hablun minal alam dalam segala segi kehidupan, “ tambah Mahfud MD.
“Untuk itu kita semua harus membuang ego pribadi dan membuang nafsu ammarah atau sifat hewani yang simboliknya kita harus sembelih hari ini. Kalau mau berqurban atau bertaqarrub buanglah sifat-sifat hewani seperti hedonis, koruptif, kesewenang-wenangan, kecongkakan, dan segala sifat yang tak sesuai dengan akhlaqul karimah. Sifat yang tidak sejalan dengan akhlaqul karimah adalah sikap menumpulkan, membutakan dan menulikan hati, mata, dan telinga dari kebenaran. Itu semua adalah sifat hewan yang harus dibuang jauh atau harus disembelih, “ pungkas Mahfud MD.
(Aji Setiawan)