Haul ke 53 Alm. KH. Abdul Wahab Chasbullah
Jombang, penapersatuancom – Haul ke 53 Alm. KH. Abdul Wahab Chasbullah, inisiator dan pendiri NU dikemas pengajian umum yang dilaksanakan di halaman terbuka Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Senin malam (21/5/2024).
Hadir seluruh keluarga dan kerabatnya serta mengundang pengurus NU dan Banom Banomnya termasuk para kyai seperti KH. Ahmad Muwafiq, KH. Abdul Mun’in DZ, KH. Abdul Hakim Mahfud Ketua PWNU Jatim.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Yayasan Wathon dam bersambung dengan pembacaan Yasin dan Tahlil. Pada sambutan pembuka diawali dengan pembacaan manakib KH Wahab Chasbullah oleh KH. Abdul Mun’in DZ.
KH Mun’im menyampaikan bahwa KH. Abdul Wahab Chasbullah wafat dalam keadaan jaya.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, KH. Hasib Wahab Chasbullah meneruskan yang disampakan Kyai Mun’in bahwa sebelum Mbah Wahab wafat setelah empat hari Muktamar NU. Sedangkan 40 hari sebelum dilaksanakan Muktamar ada kejadian yang luar biasa.
Ada banyak hal yang patut diteladani dari perjuangan KH Wahab Chasbullah , kata KH Hasib Wahab, ia mengajak Nahdliyin ikuti jejak Mbah Wahab dalam berkhidmat untuk agama dan bangsa Indonesia.
“Cerita perjuangan Mbah Wahab setara internasional ketika makam Rasulullah akan digusur tahun 1925, Mbah Wahab minta makam Rasulullah supaya tidak digusur ketika dipersilahkan masuk oleh Raja Arab Saudi,” ujar KH. Hasib.
Lanjut Hasib mengulang ucapan ayahandanya Kyai Wahab menyelamatkan makam Rasulullah berarti menyelamatkan umat Islam. Semua Amal Mbah Wahab ditetima Allah SWT. “Mbah Wahab mendirikan NU tujuannya agar syariat Islam berjalan di Indonesia,” tambahnya.
Lebih jauh tausyiah KH. Ahmad Muwafiq seorang pengasuh Pondok Pesantren Minggir Sleman Yogyakarta lebih banyak menyampaikan pemhamanan al qur an. Ungkapnya semuanya berasal dari al qur an tinggal bagaimana cara menandurinya (menanam) mulai dari pondok pesantren.
“Wong NU mewariskan tandurane para wali harus mewakili antar ulama untuk menanduri sistem komunikasi yang baik jangan sampai salah faham,” terang KH Ahmad Muwafik.
Tambahnya ulama punya resolusi luar biasa salah satunya menerapkan Haul. Menurutnya Haul merupakan edukasi para ulama agar bisa mendoakan orang yang sudah meninggal.
“Jangan tahu tahlilan tapi tidak melaksanakan tahlilan, tidak pernah tahlilan tanya orang mati,” pungkas Gus Muwafiq.
Terakhir disampaikan KH. Mushoddiq Fikri saat maudhoh hasanah, memberi wejangan kepada para warga NU yang ikut pengajian umum dalam rangka Haul KH. Abdul Wahab Chasbullah, kurangi banyak mikir dan perbanyak dzikir.
(Aji Setiawan)