Haul ke 69 Habib Abubakar Assegaf Gresik
Gresik, penapersatuan.com – Haul ke-69 Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad bin Umar Assegaf merupakan acara yang sangat ditunggu-tunggu oleh komunitas Muslim.
Acara ini diadakan untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Abu Bakar Assegaf dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh kasih sayang.
Agenda haul habib yang cukup besar di Jawa Timur, sekitar 22-24 Juni nanti yaknui Haul Habib Abu Bakar Assegaf ke-69 di Gresik Jawa Timur.
Haul Habib Abu Bakar Assegaf tetap dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Yaitu di Masjid Jami’ Gresik, Jawa Timur dan kediaman nya tepatnya di Jalan KH Zubair, Selatan alun-alun kota Gresik.
Bila dilaksanakan 16-17 Dzulhijah 1445 H, maka bila dikonversikan kalender masehi 2024 ini akan sama dengan Sabtu -Minggu – Senin, 22, 23-24 Juni.
Oleh karena itu, para jemaah atau peziarah Habib Abu Bakar Assegaf harus mulai menyiapkan segala sesuatu. Berbagai perlengkapan juga mulai disiapkan, mulai alas tikar hingga payung. Lebih penting lagi, adalah menjaga kesehatan dan kebugaran. Sehingga, saat mengikuti Haul Habib Abu Bakar Assegaf badan tetap fit.
Seperti pada agenda haul lalu, dibuka dengan dengan khataman kitab Ihya Ulumiddin di Kediaman Habib Abu Bakar, Jl KH Zubair, Gresik. Hari kedua, Maulid Subuh.
Sementara acara puncak peringatan haul, terjadi pada hari ke dua. Yaitu dengan Ziarah ke Makam pukul : 09.00 WIB, yakni di Masjid Jami Gresik. Selama haul, biasanya Jalan Veteran, Gresik itu ditutup guna memperlancar pelaksanaan haul.
Diketahui, Haul Habib Abu Bakar Gresik ini adalah acara haul terbesar urutan ke 3 di tanah air setelah Haul Guru Zaini Sekumpul (Martapura) dan Haul Syekh Abubakar bin Salim (Cidodol, Jakarta Selatan) karena mampu mendatangkan puluhan hingga ratusan ribu peziarah dari berbagai pelosok dunia.
Oleh karena itu, menyongsong salah satu haul terbesar di Indonesia tersebut. Penginapan hingga UMKM pun juga bersiap-siap.
Perlu diketahui, Masjid Jami dan sekitar Alun-Alun Gresik menjadi pusat kegiatan haul. Pada tahun-tahun sebelumnya, puncak haul terjadi pada hari ke dua. Bahkan, sejak pagi hari jemaah mulai berbondong-bondong menuju Alun-Alun Gresik.
Rangkaian hari ke dua umumnya diawali dengan Rauhah dan Khotmi Kitab Ihya’ Ulumiddin, kemudian dilanjutkan dengan hadrah dan pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW di kediaman Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad bin Umar Assegaf.
Pada saat haul, Alun-Alun Gresik seperti menjadi lautan orang. Berbagai daerah datang ke Gresik. Bahkan, ada juga dari luar negeri datang. Selain itu, tokoh agama, publik, pejabat, seperti bupat hingga gubernur pun datang.
H-1 pelaksanaan haul, para jemaah juga mulai berdatangan. Mereka memilih datang terlebih dahulu, agar lebih nyaman dan memastikan mendapatkan penginapan. Sebab, dalam acara haul tersebut, ribuan bahkan jutaan jamaah itu bermalam ke Gresik.
Banyaknya, orang berdatangan ke Gresik selama haul. Secara tidak langsung membuat perekonomian Gresik bergeliat. Para pedagang kecil, tersenyum. Produk UMKM yang menjajakan makanan khas Gresik pun laku keras. Jalan-jalan pun diatur sedemikian rupa, agar tidak macet.
Masyarakat sekitar Jalan KH Zubair, Gresik itu saat haul tiba sangat antusias. Mereka mempersiapkan acara tahunan ini. Tiap acara haul ratusan ekor kambing dan sekitar 4 ton beras dimasak menjadi nasi kebuli untuk menjamu jamaah selama acara haul berlangsung.
Ketua Panitia Haul Habib Ali Abu Bakar Assegaf membenarkan bahwa peringatan haul Habib Abu Bakar Gresik kali ini diperkirakan lebih ramai dari tahun sebelumnya.
Seluruh elemen mulai dari Pemkab dan aparat TNI Polri turut membantu kelancaran acara transportasi tersebut. Mulai dari parkir, toilet umum, jalan memutar dan berbagai jenis bantuan termasuk kebutuhan logistik untuk tamu yang datang dari Jawa hingga luar Jawa.
Puluhan ribu tamu datang ke Gresik, tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari Asia, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam.
“Akan ada peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Beberapa sudah mengkonfirmasi kedatangan mereka bersama rombongan ke panitia. Kami menghimbau kepada para tamu untuk tidak berkerumun duduk di depan karena walaupun mereka di belakang, tetap akan menyeret mereka berkah,” kata Habib Ali.
Sekedar informasi, Habib Abu Bakar Assegaf terlahir di kampung Besuki (salah satu wilayah di kawasan Jawa Timur) tahun 1285 H.
Di saat terakhir hayatnya Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf melakukan puasa selama 15 hari, setelah itu ia wafat pada tahun 1376 H. dalam usia 91 tahun, dimakamkan di pemakaman Masjid Jami’ Alun-Alun, Gresik, Jawa Timur.
(Aji Setiawan)