Saatnya Bertaubat
penapersatuan.com – Rumah masa depan kita adalah kuburan maka jadikan kuburan kita kebunan surga. Cukup mati adalah nasehat
Kita sebagai hamba Allah, kita harus mendekat kepada Allah SWT. Kita seharusnya melakukan taqarub dengan Allah. Sebab orang yang menjauh dari Allah SWT akan bakal menjadi orang celaka.
Dengan apa kita mendekat kepada Allah?
Tiada lain dengan Taubat. Taubat artinya kembali. Orang yang bertaubat adalah orang bertaubat artinya kembali kepada Allah SWT. Barang siapa orang mendekat kepada Allah maka Allah akan mendekat kepadanya. Bahkan pendekatannya Allah kepada kita jauh lebih cepat dari pada pendekatan kita kepada Nya.
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadist Qudsi, ”Barangsiapa siapa mendekatnya sejengkal, maka Aku mendekatinya satu hasta. Barang siapa kita mendekatinya dengan satu hasta, maka Aku akan mendekatinya satu depa. Barangsiapa mendekatinya nya dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari.”
Karena itu sebelum kita mati masih ada kesempatan hidup untuk memperbaiki diri dengan bertaubat. Imam Yahya bin Muadz Ar-Razi adalah orang yang mementingkan roja’ (pengharapan-pengharapan yang tinggi) dan ma’rifah kepada Allah SWT.
Imam Yahya pernah berkata. ”Sungguh merupakan kebaikan yang banyak bagi orang sanggup meninggalkan dunia, sebelum dunia meninggalkan dunia.”
Maksudnya meninggalkan dunia adalah tidak termakan hartanya, tetapi dia mampu menafkahkan harta-harta tersebut ke jalan kebaikan sebelum harta itu meninggalkan dia; seperti menyantuni anak yatim, menyumbang pesantren, masjid, musala, majelis taklim dll.
Karena itu selagi muda dan kuat, gunakan waktu itu untuk banyak beribadah dan mendekat kan diri kepada Allah.
Beruntunglah orang yang banyak membangun kuburan nya dengan amal ibadah. Ibadah yang baik (buat sangu akhirat) yang cukup. Sebab sahabat Abu Bakar Shidiq RA pernah berkata, “Orang yang meninggal apabila tidak bekal seperti orang yang menyeberangi lautan tidak memakai perahu”
Jadi. kitalah yang menentukan seperti apa kuburan tadi. Padahal di kuburan itu pilihannya cuma dua. “Kuburan kita menjadi taman atau kebunan surga, apakah menjadi jurang neraka? Karena amalan kita dunia ini yang menentukan seperti apa macam kuburan kita,”
Rasulullah bersabda, ”Manusia akan mati akan mati sesuai dengan kebiasaan hidup nya.”
Kalau manusia hidup dengan kebagusan tentu matinya bagus. Tapi kalau hidupnya maksiat (durhaka) dengan Allah maka meninggalnya akan jelek. Orang meninggal itu macam-macam. Manusia tinggal memilih meninggalnya dengan model apa?
Berapa banyak jenazah yang kita makamkan? Berapa banyak jenazah yang kita shalati? Cukup mati adalah nasehat.Jenazah itu lebih ampuh dari ceramah.
Tapi sekarang keadaan memang terbalik. “Ngubur orang meninggal sambil tertawa terbahak-bahak di jalan, malah sambil rebutan uang. Kadang-kadang makan sambil di depan jenazah sambil rokok, sambil ngomong-ngomong,”
(Aji Setiawan dari Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf, Pasuruan)