DAERAH

M. Thobahul Aftoni : Mora’a Merupakan Perpaduan antara Budaya dan Agama yang Patut Dilestarikan

Touna, penapersatuan.com – M. Thobahul Aftoni politisi muda dari partai berlambang Ka’bah yang juga Calon Legislatif (Caleg) DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sulteng pada Pemilu 2024 menghadiri kegiatan syukuran (Mora’a) yang dipusatkan di Desa Pancuma, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una-una, Minggu (15/10/2023).

Dalam lawatannya dibeberapa kabupaten di Sulawesi Tengah, Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengatakan, Pesta Panen Mora’a atau biasa disebut juga dengan istilah Padungku harus terus dilestarikan sehingga akan terus dilakukan dari massa ke massa.

Padungku adalah ungkapan rasa syukur dan kegembiraan para petani, atas hasil panen yang diperoleh merupakan perpaduan antara budaya dan agama yang patut dilestarikan.

“Acara panen raya, yang dilaksanakan oleh Kades Pancuma beserta para warga, adalah perpaduan yang komplit, ada dimensi olahraga dalam bentuk lomba putar gangsing, dimensi ekonomi, dimensi budaya dan pariwisata dan agama dalam bentuk tarian tradisional yang berisikan ucapan salam dan doa,” papar Aftoni.

Perpaduan seperti, tambah sosok yang juga duduk sebagai Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ka’bah (PP GPK) ini, harus dijaga dan dilestarikan, karena menurutnya, dari sinilah pondasi persatuan dan kerukunan akan selalu terjaga.

Kegiatan ini dihadiri oleh Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati diwakilkan Kadis Parawisata dan Kebudayaan  Moh. Arsyad, SE, M.Si, serta beberapa OPD teknis lainnya juga. Acara juga dihadiri oleh KH. Abdullah bin Moh. Amin Lasawedi serta Habib Mohammad Alhabsyi dan anggota DPRD Touna serta staf ahli DPR RI, termasuk Camat Tojo dan Tojo Tarat.

Ditempat yang sama, Kadis Parawisata dan Kebudayaan  Moh. Arsyad, SE, M.Si mengatakan, intinya pelaksanaan perayaan pesta pasca panen masyarakat,  Mora’a yang diselenggarakan oleh lembaga adat desa pancuma bersama pemerintah Desa.

“Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, kedepan akan lebih memaksimalkan pelaksanaan pesta panen ini,” tutur Moh. Arsyad.

Menurutnya, apa yang dilakukan ini sebagai budaya yang harus tetap dijaga dan dilestarikan, bahkan harus diwariskan pada generasi mendatang.

“Disparbud Tojo Una-Una memiliki agenda utama untuk menjaga, melestarikan dan mewariskan budaya Tojo Una-Una termasuk budaya pesta panen ini yang dapat memperkuat eksistensi kelembagaan adat,” pungkas Moh. Arsyad.

(Diel/Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *