Yahya Zaini Apresiasi BKBBN, Program sosialisasi Pencegahan Stunting
Jombang, penapersatuan.com – Angka stunting yang masih cukup tinggi pada tahun 2021 dan 2022 menjadi masalah nasional, karena itu pencegahannya menjadi program nasional untuk bersama-sama menurunkannya.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat mengadakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu bersama Anggota Komisi IX DPR RI.
“Masih ada 21,6% masyarakat atau balita yang terkena stunting, artinya kalau ada 10 atau 5 bayi yang lahir satu diantaranya adalah stunting. Bayangkan ada 5 bayi yang lahir, 1 stunting dikali jumlah bayi seluruh Indonesia, jutaan orang jumlahnya. Sehingga ini menjadi masalah bagi kita,” ujar Yahya Zaini selaku Anggota Komisi IX DPR RI dalam kegiatan sosialisasi yang digelar BKKBN di Balai Desa Kedungdowo Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (22 Juli 2023).
Dalam sambutannya, Yahya Zaini menegaskan pentingnya komitmen membangun generasi muda yang cerdas, generasi muda yang kuat. Kalau balitanya terkena stunting tentu harapan kita untuk membangun generasi emas pada tahun 2045 tidak akan tercapai.
Yahya juga menyebutkan bahwa kita memiliki program-program untuk menurunkan angka stunting. Ada 17 Kementrian dan Lembaga yang terlibat dalam penurunan stunting, anggarannya 44 triliyun. Tetapi yang besar bukan di BKKBN dana stunting yang besar ada di Kementerian PUPR dan Kementerian Sosial.
“Program infrastuktur terkait stunting seperti pembangunan jamban dan pembangunan sanitasi,” imbuhnya.
Yahya menjelaskan secara umum pengertian stunting adalah terhambatnya tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kelahiran. 1.000 hari pertama kelahiran itu artinya 2 tahun.
“270 hari dalam kandungan, 730 hari di luar kandungan. Jadi masa kritisnya adalah 1.000 hari pertama kelahiran. Oleh karena itu harus betul-betul dipahami bagaimana pola asuh yang baik. Sebab stunting bisa terjadi yang utama adalah karena salah polah asuh,” jelas politisi Golkar dari Dapil Jawa Timur VIII.
Karena itu, Yahya mengungakapkan pencegahan stunting dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, harus memberi asupan gizi kepada ibu yang hamil. Kedua, memberi ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi. Ini masih banyak yang tidak dilakukan oleh ibu-ibu. Sekarang ini zaman instan beli susu padahal anaknya belum 6 bulan.
Idealnya, menurut Yahya ASI eksklusif tidak boleh diganti dengan susu buatan. Ketiga, memberi makanan tambahan ASI atau MPASI (Makanan Pendamping ASI) setelah usia 6 bulan. Keempat, awasi perkembangan tumbuh kembangnya anak, dibawa ke posyandu, ditimbang berapa beratnya, dan diukur berapa tigginya.
“Hal-hal tersebut ini lebih baik rutin dilakukan setiap bulan. Jangan lupa jika ada tanda-tanda kurang tingginya, kurang berat badannya, artinya sudah diketahui anak tersebut bisa berpotensi terkena stunting,” imbuhnya.
Yahya Kembali menegaskan soal menjaga kebersihan lingkungan karena anak-anak rentan dengan penyakit. Lingkungan harus bersih, kalau tidak anak-anak suka sakit perut, mual, dan muntah-muntah. Ini harus kita jaga Bersama,” terangnya.
Selanjutnya, Yahya memberikan apresiasi acara sosialisasi seperti yang dilakukan BKKBN Pusat ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk bersama-sama membangun kesadaran untuk melakukan pencegahan stunting dari hulu.
“Saya mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi kepada BKKBN, melalui program sosialisasi ini dapat meningkatkan literasi masyarakat terkait usaha bersama untuk menurunkan angka stunting bagi anak-anak kita, demi masa depan Indonesia yang gemilang,” pungkasnya.
(AW/Rls)