TOKOH

Semarak Haul Wali Pitu Habib Ali bin Umar  Bafaqih ke 24

Bali, penapersatuan.com – Ribuan jamaah umat Islam baik tua, muda dari berbagai pelosok Bali dan sekitarnya malam ini menghadiri haul K.H Habib Ali Bafaqih bin Habib Umar Bafaqih yang ke 24 di lapangan Politeknik Pengambengan Negara Bali.

Acara ini di selenggarakan pada hari Sabtu malam Minggu tanggal 3 Juni 2023 yang dibuka dengan pembicaraan maulid Simthud Durar oleh Habib Ali Zainal Abidin Assegaf da diiringi grup sholawat Az Zahir dari Prkalongan.
Sebagai pengisi acara pengajian olehHabib Lutfi bin Yahya dan Habib Salim bin Ali Bafaqih.

Habib Ali Bafaqih dilahirkan dari pasangan Habib Umar dan Syarifah Nur, beliau lahir pada tahun 1890 di Banyuwangi. Pendidikan Menjelang usia 20 tahun, atau sekitar tahun 1910, Sayyid Ali “berlayar” ke tanah suci Mekah untuk memperdalam ilmu agamanya.

Keberangkatan ke Mekah ini atas “sponsor” Haji Sanusi, ulama terkemuka di Banyuwangi pada masa itu. Beliau bermukim di Siib Ali (Mekah) lebih kurang tujuh tahun lamanya. Sepulang dari Mekah, Habib Ali kembali ke tanah air dan menambahkan ilmunya di Pondok pesantren di Jombang yang di asuh oleh Kyai Wahab Abdullah.

Selain mendalami ilmu Al Quran, di waktu mudanya beliau dikenal sebagai pendekar silat yang sangat tangguh. Jauh sebelum beliau mendirikan Pondok Pesantren “Syamsul Huda” di Loloan Barat Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana, Beliau mengajar di Madrasah Khairiyah selama setahun di daerah kelahirannya Banyuwangi.

Perjalanan ke Bali beliau lakukan perjalan ini atas permintaan Datuk Kyai Haji Mochammad Said, seorang ulama besar di Loloan. Mulailah Syiar Islam berbinar di Loloan dengan makin bertambahnya ulama setingkat Kyai Sayyid Ali Bafaqih.

Baru pada tahun 1935 beliau mendirikan Pondok Pesantren Syamsul Huda yang kini telah meneteskan ribuan ulama, da’i dan ustazah. Para santri datang dari berbagai pelosok desa di tanah air. Mereka belajar membaur dengan kehidupan masyarakat Loloan yang sejak ratusan tahun lalu telah dikunjungi oleh ulama-ulama tangguh dari berbagai daerah. Tak terkecuali ulama besar dari Trengganu (Malaysia) yang meninggalkan negerinya lalu hijrah ke Loloan sekitar awal abad 19. KH. Habib Ali Bafaqih wafat pada tahun 1997 pada usia 107 tahun.

Karena perjuangan dan kegigihanya untuk menyebarkan atau mensyiarkan agama Islam dan juga ketinggian ilmunya maka beliau dianggap sebagai salah satu “Wali Pitu” yang ada di Bali.
Puncak Haul ke 4 juga digelar pada hari Minggu, 4 Juni 2023 di Makam Habib Ali beralamat Jln. Kedondong  Kedondong 1/34  Desa Loloan Barat Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Beliau di makamkan di Area Pondok Pesantren Syamsul Huda.

(Aji Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *