IMANI Indonesia Berikan Santunan kepada 100 Anak Yatim serta Bingkisan Lebaran untuk Mubaligh juga Marbot Masjid se-jabodetabek
Jakarta, penapersatuan.com – Pengurus Pusat Inovasi Mubaligh Nurul Ibad (PP IMANI) Indonesia mengadakan acara buka puasa bersama. Acara buka puasa bersama diadakan di Pondok Pesantren Nurul Ibad, di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (17/4/2023).
Acara yang digelar di hari ke 26 bulan Ramadhan 1444 Hijriah tersebut dihadiri oleh seluruh pengurus IMANI Indonesia. Acara tersebut diadakan sebagai wadah silaturahmi pengurus sekaligus melakukan santunan kepada 100 anak yatim dan pemberian bingkisan lebaran untuk Mubaligh juga Marbot Masjid se-jabodetabek.
KH Ibnu Mulkan Syakrim selaku Ketua Umum IMANI Indonesia merasa bersyukur, di hari ke 26 Ramadhan ini Keluarga besar IMANI Indonesia bisa memberikan santunan kepada 100 anak yatim serta pemberian bingkisan lebaran untuk Mubaligh juga Marbot Masjid se-Jabodetabek.
Menurut KH Ibnu Mulkan yang juga aktif sebagai Rois Syuriah PCNU Jakarta Timur, anak yatim memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Anak yatim juga sering disebut dalam berbagai ayat Al-Quran dan Hadist.
Banyak cara yang bisa dilakukan umat muslim dalam berbuat baik kepada anak yatim, namun yang paling utama tentu memberi santunan anak yatim yang dalam kondisi kekurangan.
“Kita bisa menyantuni anak yatim tak ubahnya seperti menyantuni anak sendiri. Apa yang seharusnya dilakukan orang tua kepada anaknya, demikian pula yang dilakukan terhadap anak yatim,” terang KH Ibnu Mulkan.
Dalam Islam, lanjut KH Ibnu Mulkan, santunan anak yatim memiliki arti mengambil alih seluruh tugas dan tanggung jawab ayah dari anak tersebut. Jadi bukan hanya sekedar santunan rutin atau sesekali, namun juga menjadi bagian dari kehidupan anak sehari-hari.
Dalam hal tersebut, tentu selain nafkah, biaya hidup, dan pendidikan, juga termasuk didalamnya pengasuhan, kasih sayang, perhatian, yang juga merupakan kebutuhan seorang anak. Idealnya hal tersebut dilakukan sampai anak dewasa dan sudah mampu bertindak atas namanya sendiri.
“Dengan berbagai keutamaan santunan anak yatim yang dijanjikan, semoga kita dimampukan untuk menjalankan amalan tersebut sesuai dengan ajaran Islam,” pungkas KH Ibnu Mulkan Syakrim.
(Cekre/Red)