Hamdi Mahmud, Ketua FBR Rajawali Hitam G 0200: Jalani Organisasi Sesuai Amanah Para Pendiri
Jakarta, penapersatuan.com – Forum Betawi Rempug (FBR) merupakan sebuah organisasi masyarakat etnis yang sudah tersebar se-Jabodetabek. Ormas ke-Betawi-an yang didirikan oleh agamawan muda Betawi, Almarhum KH. Fadloli El Muhir dan KH. Lutfi Hakim di Pondok Pesantren Yatim ”Zidatul Mubtadi’ien, Cakung, Jakarta Timur pada 29 Juli 2001.
Seperti yang dituturkan oleh Ustadz Hamdi Mahmud, selaku Ketua FBR Rajawali Hitam G.0200 Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada penapersatuan.com di Gardu 0200 beberapa waktu lalu.
Tokoh Betawi Pasar Minggu ini, aktif di FBR sejak tahun 2004, ikut berjuang bersama dengan para tokoh ulama, tokoh masyarakat, tokoh jawara Betawi membangun dan membesarkan FBR di wilayah Kecamatan Pasar Minggu.
“Awalnya saya aktif pada tahun 2004, tapi masih sebagai anggota dan ikut membantu para senior dalam membesarkan FBR yang pada saat itu tidak mudah. Tapi Alhamdulillah, semua yang menjadi penghambat bisa kita selesaikan dan FBR saat ini sudah semakin berkembang di Pasar Minggu,” kenang Hamdi.
Figur yang kini menjabat sebagai Ketua FBR Rajawali Hitam Gardu 0200 Kecamatan Pasar Minggu itu sedikit menjelaskan, dirinya memilih aktif di FBR karena apa yang menjadi landasan organisasi tersebut sesuai dengan kata hatinya.
“Perjuangan FBR berlandaskan kepada keikhlasan, kebersamaan, dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat di sekitarnya yang kian tersisih dan termarjinalkan akibat pembangunan ekonomi yang terjadi di Jakarta,” ujar Hamdi.
Lahirnya FBR, tambah Hamdi, berusaha ingin membawa perubahan ke arah yang lebih baik, berdaya guna dan bermartabat, dan kedepannya bisa menjadi tuan rumah di kampungnya sendiri melalui kompetisi secara profesional dan proporsional.
Selain itu, dengan sistem imamah yang ada di dalam tubuh FBR juga menjadi salah satu alasan dirinya mau bergabung dan berjuang dalam mengangkat harkat martabat kaum Betawi.
“Sistem Imamah itulah yang membuat FBR kompak dan solid dalam menjalankan program-program dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di Ibukota yang heterogen ini,” ungkapnya.
FBR menurut Ketua Gardu 0200 itu, juga merupakan organisasi yang terbuka. Semua etnis yang ada di Jakarta bisa ikut dan bergabung dalam FBR. Tentu dengan syarat, harus mau mengikuti dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh pimpinan.
Sekarang, FBR Rajawali Hitam G.0200 semakin besar dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar. Organisasi FBR yang agamis itu juga mempunyai program rutin, seperti pengajian juga santunan kepada anak yatim juga dhuafa.
Saat penapersatuan.com datang ke Gardu 0200, tampak kerempugan yang sangat terasa, baik dari jajaran pengurus maupun anggota yang tersirat dari gerak juga bicara.
Ketika disinggung kerap terjadinya gesekan di lapangan, hingga sedikit muncul kesan kurang baik masyarakat terhadap FBR, figur yang merupakan ustadz ini mengatakan, gesekan dalam organisasi merupakan hal yang wajar, tapi dirinya juga temen-temen yang ada di Gardu 0200, selalu mengedepankan komunikasi sampai ketemu akar permasalahannya hingga tidak lagi terjadi gesekan.
“Oleh sebab itu, saya juga teman-teman dalam menjalankan roda organisasi FBR selalu bersinergi dengan tiga pilar yang ada di wilayah Pasar Minggu. Kita terus menjalin komunikasi dengan tiga pilar, terutama dalam menjaga Kamtibmas di wilayah kita. Karena, masalah Kamtibmas juga menjadi tugas FBR sebagai organisasi masyarakat inti Jakarta,” paparnya lagi.
Dirinya juga temen-temen FBR Rajawali Hitam G 0200, dalam menjalankan organisasi sesuai dengan spa yang diamanatkan para pendiri FBR. Sebagai Ketua, dirinya juga terus berusaha dalam meningkatkan SDM pengurus juga anggota yang ada.
Dalam menjalankan roda organisasi, dirinya juga dibantu oleh Ismail HM yang menjabat sebagai Sekretaris FBR G 0200. Sesuai keinginan para pendiri, FBR Rajawali Hitam juga selalu rempug dalam kebersamaan dan menjunjung tinggi tali silaturahmi sebagai bentuk ‘kerempugan’ yang berarti akur, musyawarah, kerjasama, gotong royong dan bersatu.
“Perjalanan dan perjuangan FBR masih membutuhkan banyak waktu dan tenaga, sehingga harus dipersiapkan SDM yang punya daya saing. Perubahan teknologi, budaya, sosial, politik serta ekonomi, sudah sangat kita rasakan sebagai penduduk inti Jakarta,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, FBR G 0200 ingin membuktikan dengan menata dan memperbaharui sistem pengelolaan kepemimpinan dengan senantiasa meningkatkan SDM anggotanya.
“Dengan SDM yang kokoh, saya yakin FBR akan mampu bersaing dalam menghadapi tantangan perubahan yang terjadi saat ini, juga yang akan datang,” pungkas Hamdi Mahmud.
(Fadiel)