UMI Makasar Anugerahi Gelar Doktor Honorius Causa (HC) Kepada Habib Abu Bakar bin Hasan Alathas Azzabidi
Makasar, penapersatuan.com – Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar bakal kembali menganugerahkan gelar Doktor Honorius Causa (HC) kepada Habib Abu Bakar bin Hasan Alathas Azzabidi yang merupakan murid pengarang kitab Thariqah Saadah Ba’alawi Al-Allamah Al-Muhaqqiq Ad-Da’i ilallah Habib Zein bin Ibrahim bin Smith, gelarnya di Bidang Manajemen Dakwah. Penganugerahan ini dijadwalkan pada 17 Maret mendatang.
Habib Abu Bakar yang akrab dipanggil Abuya merupakan tokoh yang mendapatkan penganugerahan Doktor HC kelima semenjak UMI berdiri tahun 1954.
Sebelumnya, UMI telah menganugerahkan gelar Doktor HC kepada HM Jusuf Kalla, KH Maruf Amien, Yang Dipertuan Agung Malaysia serta Menteri Pendidikan Malaysia.

Rektor UMI Makassar Prof Dr. H Basri Moding, SE.,M.si., menjelaskan kampus yang dipimpinnya tidak sembarangan memberikan gelar Doktor HC pada seseorang. UMI sangat selektif dan bukan tanpa alasan, prosesnya melalui kajian akademik secara mendalam dan ditentukan melalui Senat
Universitas.
“Doktor HC merupakan suatu gelar kehormatan yang diberikan perguruan tinggi terhadap seseorang dengan jasa luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau berjasa dalam bidang kemanusiaan,” kata Mantan Direktur Pascasarjana UMI Makasar.
Penganugerahan gelar tersebut akan berlangsung di Auditorium Aljibra Kampus UMI Makassar dalam rapat Senat Terbuka Luar Biasa yang dipimpin Rektor yang juga Co Promotor bersama Promotor Prof. Dr. H. Mansyur Ramli, SE.,Msi, dan Prof. Dr. H Salim Basalamah, SE.,Msi.
Dalam rapat sidang Senat Terbuka itu Habib Abu Bakar akan menyampaikan orasi ilmiah dengan judul Manajemen Dakwah Islamiyah Berbasis Kemanusiaan dan Keberagaman.
Habib Abu Bakar telah melaksanakan misi dakwah kurang lebih 30 tahun dari satu kota ke kota yang lain. Ia menginjakkan kakinya di Ternate, Maluku Utara, untuk berdakwah mulai tahun 1980 kemudian berpindah ke Kalimantan, Sulawesi dan terakhir di Kota Depok dengan berdirinya Maj’lis Ta’lim Habib Abu Bakar Al-Atthos Az-Zabidi.
Sebelum ke Indonesia, Habib Abu Bakar menuntut ilmu agama di Timur Tengah di antaranya di Kota Mekkah, Tarim dan Kairo di Universitas Al-Azharan, Pondok Pesantren Ilmu Akhlak dan Ilmu Sufi Hadaramot Yaman maupun Pondok Al-Maliki Ar Rushifah Makkah.
Selain mengenyam pendidikan formal Habib Abu Bakar juga menjadi santri di Pesantren Al-Masyad Cijurey Sukabumi di bawah naungan almarhum Habib Hamid bin Alwi bin Hud Alathas. Serta berguru pada beberapa ulama besar di Timur Tengah di antaranya Habib Zein bin Ibrahim bin Smith (Penulis kitab Thariqah Saadah Ba’alawi), Habib Hasan bin Abdullah Assatiri.
Bahkan Sultan Tidore H. Husain Sjah ketika mengukuhkan Habib Abubakar sebagai Mufti Kesultanan mengakui ia adalah sosok yang memiliki pengetahuan agama tinggi, sederhana dan memiliki jiwa sosial. Bahkan Habib adalah sosok ulama maupun pemimpin yang tidak bisa diukur dengan materi.
Pengajian Habib Abu Bakar bin Hasan Alatas Az Zabidi merupakan pengajian yang cukup fenomenal di kota Depok. Pengajian yang rutinanya diadakan setiap hari Ahad sore yang berlokasi di kediamannya, Jln Karya Bakti, Tanah Baru, selalu dihadiri ribuan jama’ah. Tanpa poster dan spanduk, hanya dari mulut ke mulut, tapi pengikutnya hampir semua usia dari wilayah Jabodetabek.
Habib Abu Bakar bin Hasan Alatas Az Zabidi, yang telah 30 tahun berdakwah dari satu kota ke kota lain hampir di seluruh wilayah Indonesia, adalah habib senior yang disegani. Kiprahnya di wilayah Tanah Baru, kota Depok, baru dimulai setahun yang lalu dan langsung menjadi berkah bagi warga Tanah Baru.
Orang-orang dhu’afa’ yang berada di sekitar tempat tinggal Habib Abubakar langsung merasakannya, mereka mendapat kemudahan dalam hal pengobatan dan bantuan modal usaha. Roda ekonomi penduduk langsung berdenyut karena setiap pengajian dibutuhkan sekian puluh ribu konsumsi yang semuanya dipesan dari para tetangga.
(Aji Setiawan)