DAERAHEKSBIS

Berdayakan Lahan Kosong di Pekarangan Rumah

Purbalingga, penapersatuan.com – Berkebun dan memberdayakan lahan kosong di sekitar rumah mungkin dikira pekerjaan kurang prospektif dan menjanjikan. Selain bibit tanaman hias, jenis tanaman sayuran, rempah dan buah bisa menjadi produk yang menjanjikan.

Usaha ini jenis usaha kecil tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi (high cost). “Bismillah ..Allahu Akbar…mulailah dari yang kecil. Bukankah siapa yang mau menanam, sudah tentu berharap panen,” buka Kang Warson.

Lain soal bila menanam produk agribisnis di lahan yang luas, tentu tantangannya banyak.

Pernah usaha bibit kayu Kalbi, buah, bunga hias namun kini untuk produk bibit buah tergantung selera.

“Buah durian, jambu citra, jeruk lemon, cristal adalah salah satu alternatif yang sedang ditanam besar-besaran.”Hasilnya lumayan bisa satu karung (40 kg jambu buah) , lumayan bisa untuk bayar listrik,” lanjut Warsono yang juga pernah jadi pengurus PPP ini berharap ekonomi pulih, petani bisa gembira lagi.

Soal rejeki, sudah ada yang ngatur.”Kadang dicari-cari yang ketemu.Kadang tiba-tiba datang, yang penting bersyukur dan bisa untuk ibadah dan mencukupi kebutuhan sehari-hari,” lanjutnya.

Memang pandemi dua tahun terakhir memukul total roda ekonomi di segala sektor. Untuk sektor primer, (sandang pangan papan), “Harga selangit, daya beli nggak ada.Penghasilan pas-pasan, pengeluaran pol-polan…ibarat pemasukan sedikit, pengeluaran tiap hari ada aja,” tambahnya.

Menyambut bulan puasa, di sekitar rumah bisa memberdayagunakan pekarangan dan lahan sempit untuk tabulampot sayur serta rempah.”Bisa dicoba, sambil bersih-bersih sekitar rumah. Pot di tata sedemikian rupa , biar rapi,” lanjut Warson.

Saat ini usaha kios bunga hias sedang dimulai lagi untuk menyambut Idul Fitri. Memang pangsa pasar kebutuhan bunga tergantung permintaan dan tren pasar. Seperti mawar, kristal termasuk untuk tanaman hobi, pembawa rezeki seperti Aglonema.

Bunga Aglonema memang perkasa. Setiap waktu perkembangan baru bunga Aglo mulai dari yang berwarna merah, putih dan hijau.

“Pangsa pasarnya tak pernah jenuh. Selalu saja ada. Ndeleng rupa ndeleng rega,” kata Warsono, pedagang bunga Aglo dari Cipawon, Bukateja Purbalingga.

Untuk pecinta bunga Aglo perawatannya sangat mudah, jangan pake pupuk kimia.

“Cukup disiram air yang rutin dan pupuk kandang sedikit,” papar Dharsono salah satu pegiat bunga tanaman hias ini berbagi trik didampingi Warsono.

Sayang juga khan, apabila bunga Aglo anda tiba-tiba layu, padahal belinya sampai tengahan juta bahkan di atas satu juta, karena per daun @Rp 100.000,-.

“Awalnya saya tidak menyangka, tanaman ini hampir mau mati. Ternyata harganya mahal dan diburu para penggemar bunga. Segera lakukan pindah media tanam, setelah tumbuh sampai 3 cabang, akan terlihat indahnya.

Anakan jangan dipotong batang, tapi dari anakan yang dipisah pada pot yang berbeda,” jelas Zainal Anbiya, penggemar bunga hias dari Tidu, kec Bukateja, Kab Purbalingga Jateng.

Di Kecamatan Bukateja, Kab Purbalingga ada 3 sentra pembudidayaan Aglaonema bertaraf Nasional yakni di desa Karang Gedang, Karang Cengis dan sebagian kelompok-kelompok kecil di desa Cipawon.

Memang untuk mengembangkan dan memuliakan varietas dalam pot tidak mudah, warna daun agar sesuai keinginan perlu dirawat, dipupuk dengan ekstra kesabaran.Agar warnanya putih, ditaruh ditempat yang gelap, disarankan disiram bekas air cucian beras.

Agar berwarna merah, aglaonema jenis pink selain rabuknya dari pupuk kandang (bribil) juga perlu penyiraman.Agar mengkilap, pupuk dari daun pisang busuk. Yang pasti jangan pakai pupuk kimia, semua perawatan alami, butuh kesabaran.

(Aji Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *