Kontribusi Pemuda Darah Segar Bagi PPP
Jakarta, penapersatuan.com – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar Talks Show di kantor Pusat PPP jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/2/2023).
Talk Show yang dipenuhi kader muda partai berlambang Ka’bah tersebut mengajak pemuda untuk memberikan sumbangsih pemikiran serta gagasan dalam rangka regenerasi partai, mengingat Pemilu 2024 nanti jumlah suara lebih didominasi kaum muda juga pemilih pemula.
Menurut Ketua Pemuda dan Mahasiswa DPP PPP M. Thobahul Afthoni, kontribusi pemuda merupakan darah segar bagi PPP. Hadirnya temen-temen kaum muda diharapkan bisa menyumbang sumbangsih pemikiran serta gagasan untuk kesinambungan regenerasi partai.
“Pemilu 2024 nanti kaum muda akan mendominasi karena banyaknya pemilih pemula, oleh sebab itu sebagai kader PPP harus bisa manfaatkan. Makanya sumbangsih dan pemikiran anak-anak muda sangat dibutuhkan,” lanjutnya.
Thobahul Afthoni yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ka’bah (PP GPK) juga mengatakan mengenai tantangan pemilih pemula di Pemilu 2024 nanti.
“Tantangan pemilih, tantangan pragmatisme politik bagaimana pemuda menghadapi tantangan bangsa supaya partisipasi pemikiran para pemuda bisa terakomodir dan memberikan kontribusi untuk bangsa,” katanya.
Talks show tersebut juga dihadiri oleh Analis Politik dari Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno. Dalam kesempatan tersebut analis politik itu membongkar masalah anak muda yang masih apatis terhadap politik yang salah satunya disebabkan karena minimnya keterlibatan anak muda dalam kegiatan politik.
“Kenapa anak muda itu alergi dengan partai? Karena mereka tidak dijamah, tidak diikutsertakan,” ungkap Adi.
Adi juga mengatakan, anak-anak muda harus sadar dan melek terhadap politik, suka tidak suka negara dikendalikan oleh partai politik. Mau jadi apapun di negara ini melalui partai politik akan menjadi mudah. Bahkan, untuk urusan yang tidak kelihatannya pun partai politik itu juga menjadi penting.
“Teman-teman di sini ingin menjadi komisioner KPU, KPU kan dianggap institusi setengah dewa tapi KPU dan Bawaslu yang menjadikan komisi II,” pungkasnya.
(Fahmi)