GMPI: Santri Sanggup Mengatasi Tantangan di Era Digital
Jakarta, penapersatuan.com – Generasi Muda Pembangunan Indonesia pada Kamis, Tanggal 10 November 2022 / 15 Rabiul Akhir 1444 menggelar TalkShow Harlah GMPI ke 29, Spirit Hari Pahlawan. Acara ini dihadiri Dr. Ahmad Baidowi (Ketua GMPI Pusat), Abdul Malik (pakar media) dan HM. Arwani Thomafi, Sekretaris Jenderal DPP PPP.
A. Baidowi berpesan agar di era yang modern, dengan spirit hari pahlawan, mengenang hari pahlawan dengan menjaga pahawan dengan mengisi kegiatan yang produktif, ini merupakan rangkaian kegiatan hari lahir GMPI.
“Masyarakat santri menurut bagaimana masyarakat santri di era digital ini bisa menjunjung tinggi bermuamalah di era digital dengan norma-norma yang berlaku, dengan mengatasi tantangan di era digital,” kata A Baidowi, Ketum PP GMPI dan juga sekretaris Fraksi PPP DPR RI.
Pembicara kedua, Abdul Malik (Pakar Media, majalah Gatra).”Setelah saya di Gatra.Saya diterima di al Anwar ,Sarang dan bercerita tentang ..dunia dengan modernisasi kita ikuti dengan lurus-lurus dan wajar saja.
Kemudian, nembuat konten media sosial di al Anwar. Melihat substansi, pertana konten visual (meme dll) dengan smarphone dengan Canva. Pada jaman sekarang konten visual (lihat trend).
Sampai isu trending dari Sambo, Kanjuruhan, kasus ijazah Palsu, Riski dan. Lesti Kejora. “Seolah seolah dikaitkan dengan Sambo.”Pengguna internet sudah 209 juta.Masih banyak cara untuk menggarap dunia santri.
Konten kreator, saya merasakan bisa dinaikan ke media sosial dari makan bareng, kemudian budaya santri. “Untuk mendorong, konten konten positip yamg ada di Indonesia. Mengenai audio, gunakan smartphone. Jadi konten audio dengan smartphone, dengan recording, edit memakai handphone. Dengan membanjiri dunia maya dengan konten-konten positif,” tambah Abdul Malik.
Masalahnya, santri atau pondok pesantren kadang kurang fasilitas. “Dengan membuat konten, per kelompok sekarang smartphone sudah luar biasa. Hanya dengan membuat konten-konten media yang digemari publik. Yang pertama dengan value (semenarik mungkin), pokoknya yang berbau cuan , pasti tertarik.
“Yang kedua (feature yang bagus), dengan treager. Yang ketiga (emotion, empati) maka orang langsung tertarik. Yang keempat, persoalan publik (sesuatu yang sedang viral). Buatlah konten-konten story (sejarah),” jelas Abdul Malik sembari mengingatkan pentingnya literasi digital.
HM. Arwani Thomafi sebagai pembicara terakhir (Sekjend DPP PPP), “Tidak berlebihan dengan tema di hari pahlawan dalam menghadapi dinamika di era digital ini. Di hari pahlawan 10 Nopember, kental sekali peran santri. Tetapi santri dengan semangat juang yang tinggi,” ungkap HM. Arwani
GMPI pada hari ini, mengangkat tema peran santri sungguh sangat luar biasa.Konten-konten sudah bagus, untuk memanfaatkan konten di media sosial, termasuk hiburan untuk dikonsumsi. sebagai konsumen, tapi ini menjadi tantangan bagi santri di era digital ini,” lanjut Gus Arwani.
“Meningkatnya konten keagamaan di digital misalnya hukum Islam, ceramah yang lucu-lucu , musik religi (sholawat) dan berita keislaman,” tambah Gus Arwani.
Fungsi konten keagamaan adalah agar terjadi harmoni, baik dalam satu agama namun juga antar ummat beragama. “Mendorong GMPI untuk menjadi pelopor yang mampu konten yang positif.
Terkait waspada konten. Resolusi santri adalah peningkatan produksi konten positif di lingkungan masing-masing.
“Yang penting orang terhibur, nyaman di era media sosial. Manfaatkan betul-betul intuk eksistensi di era global ini perlu produktif, kreatifitas dan inovatif, dan kontekstual dalam menjawab tantangan,” pungkas HM Arwani.
(Aji Setiawan)