Dr. Syaikh Yusuf Qardhawi Telah Berpulang
Penapersatuan.com – Innalillahi wainnailaihi raji’un. Dunia Islam berduka cita mendalam. Salah seorang ulama dunia, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi, berpulang ke Rahmatullah, hari ini, Senin (26/09/2022).
Kabar wafatnya Syaikh Al-Qaradhawi itu dilaporkan lewat akun Twitter resminya @alqaradawy. Syaikh Prof. Dr. Yusuf al-Qaradawi (9 September 1926 – 26 September 2022) adalah seorang ulama Islam Mesir yang tinggal di Doha, Qatar, dan ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional.
Pengaruhnya termasuk Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim,Sayyid Rasyid Ridha,Hassan al-Banna, Abul Hasan Ali Hasani Nadwi, Abul A’la Maududi dan Naeem Siddiqui. Ia terkenal karena programnya الشريعة الحياة, al-Sharīʿa wa al-Ḥayāh (Syariah dan Kehidupan), disiarkan di Al Jazeera, yang diperkirakan memiliki pemirsa 40–60 juta di seluruh dunia. Ia juga dikenal karena IslamOnline, sebuah situs web yang ia bantu dirikan pada tahun 1997 dan di mana ia menjabat sebagai kepala ulama agama.
Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shaft Turaab di tengah Delta Sungai Nil, pada usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur’an. Menamatkan pendidikan di Ma’had Thantha dan Ma’had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru ia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi “Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan”, yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam “pendidikan” penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidakadilan rezim saat itu.
Qardhawi memiliki tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sangat terbuka, dia membebaskan anak-anaknya untuk menuntut ilmu apa saja sesuai dengan minat dan bakat serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, dia tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.
Salah seorang putrinya memperoleh gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya memperoleh gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika.
Anak laki-laki yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua belajar di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.
Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, orang-orang bisa membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang lainnya, mengambil pendidikan umum dan semuanya ditempuh di luar negeri. Sebabnya ialah, karena Qardhawi merupakan seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.
Al-Qaradhawi telah menerbitkan lebih dari 120 buku, termasuk Halal dan Haram dalam Islam dan Islam: Peradaban Masa Depan. Dia juga telah menerima delapan penghargaan internasional atas kontribusinya pada keilmuan Islam, dan dianggap sebagai salah satu cendekiawan Islam paling berpengaruh yang hidup saat ini.
Al-Qaradhawi telah lama memiliki peran penting dalam kepemimpinan intelektual Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi politik Mesir, meskipun ia telah berulang kali menyatakan bahwa ia tidak lagi menjadi anggota dan dua kali (pada tahun 1976 dan 2004) berubah tawaran Pengabdiannya dalam Islam sangat luas hingga melebar tidak hanya pada satu bidang tertentu, akan tetapi beliau juga menghasilkan karya berupa kitab-kitab tentang berbagai hal dalam Islam turun untuk peran resmi dalam organisasi.
Al-Qaradhawi kadang-kadang digambarkan sebagai “Islamis moderat”. Beberapa pandangannya, seperti memaafkan pemboman bunuh diri Palestina terhadap Israel, telah menimbulkan reaksi dari pemerintah di Barat. dia ditolak visa masuk ke Inggris pada tahun 2008, dan dilarang memasuki Prancis di 2012.
Pengabdiannya dalam Islam sangat luas hingga melebar tidak hanya pada satu bidang tertentu, akan tetapi beliau juga menghasilkan karya berupa kitab-kitab tentang berbagai hal dalam Islam.Hingga saat ini, ratusan buku telah ia tulis dan sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia. Buku-buku Qardhawi, membahas berbagai hal terkait kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mulai dari urusan rumah tangga hingga negara dan demokrasi.
(Aji Setiawan, mantan wartawan alKisah)