In Memoriam Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, Indonesia Berduka Kehilangan Penulis Produktif Keagamaan
Jakarta, penapersatuan.com – “Innaa lillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah meninggal Prof Dr Azyumardi Azra, CBE, semoga beliau khusnul khotimah, ditempatkan di kalangan orang berilmu dan mujahid di sisi Allah. Amin,” kata Ninik Rahayu Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Dewan Pers melalui pesan singkatnya.
Kabar wafatnya Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan figur akademisi dan cendekiawan muslim Indonesia ini diungkapkan oleh Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Dewan Pers, Ninik Rahayu.
“Benar. pukul 12.30 waktu setempat. Saya konfirmasi ke istri beliau yang berada di sana. Sekarang jenazahnya sedang diurus kedutaan,” kata Ninik. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Anggota Dewan Pers Yadi Hendriana.
Pada Jumat 16/9), Azyumardi Azra sempat dibawa ke Rumah Sakit Serdang, Selangor, tak lama setelah tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (16/9). Azyumardi dibawa ke rumah sakit setelah mengalami gangguan kesehatan. Azyumardi juga dikabarkan mendapatkan perawatan di ruang khusus Covid-19.
Prof. Azyumardi Azra menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara 1998 hingga 2006. Pada 2010, ia memperoleh gelar kehormatan Commander of the Order of British Empire, dari Kerajaan Inggris dan menjadi ‘Sir’ pertama dari Indonesia. Pada 2022, ia terpilih menjadi Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.
Azyumardi memulai karier pendidikan tingginya sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1982, kemudian atas bantuan beasiswa Fulbright, ia mendapatkan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Universitas Columbia tahun 1988.
Ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan memperoleh gelar MA pada 1989.
Pada 1992, ia memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Universitas Columbia tahun 1990, dan Doctor of Philosophy dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.[8] Tahun 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).
Kembali ke Jakarta, pada tahun 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.Pada tahun 1994-1995 dia mengunjungi Southeast Asian Studies di Oxford Centre for Islamic Studies, Universitas Oxford, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.
Azyumardi pernah pula menjadi profesor tamu pada Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia keduanya pada tahun 1997.Selain itu, dia adalah anggota dari Selection Committee of Southeast Asian Regional Exchange Program (SEASREP) yang diorganisir oleh Toyota Foundation dan Japan Center, Tokyo, Jepang antara tahun 1997-1999.
Sejak Desember 2006 menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.Sebelumnya sejak tahun 1998 hingga akhir 2006 Azyumardi Azra adalah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ia pernah menjadi Wartawan Panji Masyarakat (1979-1985), Dosen Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1992-sekarang), Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Jakarta, dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1998).Ia juga merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) Universitas Islam Internasional Islamabad Pakistan (2004-2009). Ia juga masih menjadi salah satu anggota Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.
Prof Azyumardi adalah penulis produktif. Buku-buku yang ia terbitkan:, Jaringan Ulama, terbit tahun 1994, Pergolakan Politik Islam, terbit tahun 1996, Islam Reformis, terbit tahun 1999, Konteks Berteologi di Indonesia, terbit tahun 1999, Menuju Masyarakat Madani, terbit tahun 1999, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, terbit tahun 1999, Esei-esei Pendidikan Islam dan Cendekiawan Muslim,1999, Renaisans Islam di Asia Tenggara – buku ini berhasil memenangkan penghargaan nasional sebagai buku terbaik untuk kategori ilmu-ilmu sosial dan humaniora pada tahun 1999, terbit tahun 1999, Islam Substantif, terbit tahun 2000, Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas dan Aktor Sejarah (2002), Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi (2002), Reposisi Hubungan Agama dan Negara (2002), Menggapai Solidaritas: Tensi antara Demokrasi, Fundamentalisme, dan Humanisme (2002), Konflik Baru Antar-Peradaban: Globalisasi, Radikalisme, dan Pluralitas, Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal (2002), Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi (2003).
Disertasi doktor berjudul “The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries’, pada tahun 2004 sesudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), di Honolulu (Hawaii University Press), dan di Leiden Negeri Belanda (KITLV Press).
Penghargaan yang pernah ditoreh almarhum adalah Penulis Paling Produktif, dari Penerbit Mizan, Bandung, tahun 2002, Commander of the Most Excellent Order of the British Empire(CBE), dari Kerajaan Britania Raya, tahun 2010., Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tahun 2017, Order of Rising Sun: Gold and Silver Star, dari Kaisar Jepang, tahun 2017.

Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, M.Phil., M.A., CBE. (4 Maret 1955 – 18 September 2022, wafat di usia 67 tahun) menikah dengan Ipah Farihah dan dikaruniai 4 orang anak.
Menag Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan duka mendalam atas wafatnya intelektual Islam Indonesia.
“Indonesia berduka. Almarhum adalah intelektual Tanah Air berkaliber dunia. Karya, ide dan gagasannya sangat mencerahkan, terutama pada ilmu kesejarahan yang menjadi bidang kepakarannya,” ujar Menag di Jakarta, Minggu (19/9/2022).
Prof Azra, kata Menag, tipologi ilmuwan organik dan akademisi yang membumi. Sebagai intelektual, almarhum sangat responsif dan kontributif terhadap dinamika perkembangan zaman.
“Sebelum mengenal beliau secara langsung, saya sudah lebih dulu mengenal Pak Azyumardi Azra dari karya akademik dan karya sosialnya. Beliau sangat produktif menulis, baik dalam bentuk buku, artikel jurnal dan tulisan-tulisan populernya di media massa. Tepat kalau beliau dijuluki sebagai cendekiawan yang konsisten dengan dunia akademik dan selalu berpikir dengan tangannya,” sebut Menag.
Prof Azra, kata Menag, bukan hanya asyik dengan buku, tetapi juga berkecimpung di masyarakat. Berbagai organisasi sosial dan profesi aktif diikuti, termasuk sebagai ketua dewan pers. Almarhum adalah intelektual muslim par excellence yang selalu menyuarakan moderasi beragama dalam karya-karyanya.
“Seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri berhutang dalam ide dan gagasan hingga PTKIN bisa berkembang pesat hingga sekarang,” jelasnya.
“UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berkembang pesat adalah rangkaian dari legacy almarhum,” sambungnya.
Satu lagi, kata Menag, dan ini yang sangat mahal. Almarhum Prof Azra adalah sosok yang sangat sederhana. “Kesederhanaannya adalah teladan bagi semua akademisi dan intelektual di Indonesia,” tuturnya.
“Indonesia berduka, semoga almarhum senantiasa mendapat limpahan rahmat Allah SWT. Aamiin,” tutupnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan belasungkawanya atas wafatnya Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra . Mahfud menilai Azyumardi merupakan cendekiawan muslim yang mahir menulis.
“Allahumma ighfir lahu wa irhamhu. Prof Azyumardi Azra, cendekiawan muslim yang sangat fasih menulis dan berbicara tentang keislaman dan ke-Indonesiaan telah wafat hari ini 18-9-2022 di Malaysia,” tulis Mahfud MD dalam akun twitter resminya @mohmahfudMD, Minggu (19/9/2022).
Mantan Rektor UIN Jakarta yang juga kolega Mahfud di KAHMI tersebut diingatnya sebagai juru bicara nasionalisme Indonesia. “Kita kehilangan seorang jubir nasionalisme Indonesia yang tangguh,” tutup Mahfud.

Fraksi PPP DPR RI juga merasa kehilangan almarhum.Segenap anggota FPPP DPR RI Mengucapkan:,”Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Prof. Dr. H. Azyumardi Azra, MA (Ketua Dewan Pers Indonesia, Guru Besar Sejarah Islam UIN Jkt)),” demikian pesan Twitter FPPP DPR RI.
Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya, mengampuni segala dosanya dan mendapatkan tempat terbaik.
Keponakan Ketua Dewan Pers Prof Dr Azyumardi Azra, Armia Putriana mengungkapkan jenazah pamannya akan tiba di Jakarta, Senin (19/9/2022).
“Jadi, setelah tahlilan tadi info dari KBRI ada perubahan jadwal,” kata Armia saat ditemui di rumah duka, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (18/9/2022).
Info awal yang didapat keluarga, jenazah tiba Senin (19/9) dengan penerbangan pertama pada Senin pagi. Namun, setelah perubahan, almarhum dikonfirmasi akan tiba di Indonesia pada Senin malam.
“Insya Allah, kalau tidak ada perubahan lagi, hari Senin malam sekitar jam 11 malam sudah sampai Indonesia,” ujar Armia.
Kemudian, almarhum Azyumardi akan disemayamkan di rumah duka. Pada Selasa (20/9/2022) pagi, jenazah akan dibawa ke Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk disalatkan.
Selain itu, lanjut dia, akan ada upacara pelepasan oleh pihak UIN Syarif Hidayatullah sebelum pemakaman.
Setelah itu, jenazah dimakamkan (Selasa, 20/9) di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Blok Z-426.
Selamat Jalan Bapak Guru Bangsa, Bapak Prof Azyumardi Azra, CBE, guru besar sejarah – cum – intelektual publik.
(Aji Setiawan)