GPK Harus dapat Membantu Mengentaskan Buta Al-Qur’an Dikalangan Masyarakat
PENAPERSATUAN – Hadir sebagai keynote speakers dalam acara tasyakuran Milad GPK ke-40, Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol. (Purn) DR. (HC) H. Syafruddin, MSI mengajak para pemuda khususnya pengurus juga anggota GPK untuk menjadi bagian dari sejarah peradaban manusia.
Masih kata tokoh yang kerap terlibat langsung dalam forum-forum perdamaian tersebut, sebagaimana yang dilakukan tokoh-tokoh Islam terdahulu pada ratusan tahun yang lalu. “Islam tidak pernah lepas dari peradaban manusia di muka Bumi dan peradaban Islam telah mengubah peradaban manusia yang tidak menjadi baik,” terang Syafruddin, dalam perayaan 40 tahun GPK, Selasa malam, (29/3/2022).
Imperium Islam, masih kata Syafruddin, pernah berjaya di muka Bumi dan meluruskannya. Dari mulai ilmu pengetahuan dan teknologi, kontemporer dan modern. Ini semua sejarah sebagai motivasi untuk membangkitkan kembali Islamic civilization.
“Tokoh Islam Ibnu Sina atau Avicenna yang dikenal sebagai bapak kedokteran. Hingga kini temuannya menjadi rujukan para ilmuwan, bahkan yang bukan beragama Islam. Kejayaan Islam ini, bahkan mendunia hingga ke Eropa. Diperkirakan, dalam 15 tahun mendatang Benua Eropa akan menjadi benua hijau atau benua Islam,” ungkapnya dengan mencontohkan tokoh Islam Ibnu Sina.

Dirinya juga mengatakan, pemuda muslim Indonesia khususnya GPK juga bisa mengambil bagian dari torehan sejarah Islam. Keterlibatan GPK dalam sejarah peradaban dunia bisa dimulai dengan cara mengentaskan buta Al-Qur’an di antara penduduk muslim Indonesia yang berjumlah 224 juta.
“Hasil riset yang dilakukan oleh organisasi-organisasi kepemudaan menemukan bahwa masih terdapat 65% dari 224 juta muslim di Indonesia yang tidak bisa membaca Al-Qur’an dan hanya 35% yang bisa membaca kitab suci tersebut,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Syafruddin juga memohon dan meminta GPK sebagai pemuda organisasi Islam, untuk dapat membantu mengentaskan buta Al-Qur’an. Jangan hanya kuantitas Islam yang besar, tapi juga kualitas. Kalau mau disegani, tidak mau dicemooh, maka harus tingkatkan kualitasnya.
Syafruddin juga mengingatkan bahwa banyak isi Al-Qur’an yang terkait dengan ilmu pengetahuan yang belum digali oleh umat Islam. “Ironisnya, banyak pihak yang bukan muslim justru malah mengkaji isi Al-Qur’an untuk mendapatkan pengetahuan,” pungkas Syafruddin.
(Red/Sobari)