UMKM Butuh Perhatian Serius
Temanggung, penapersatuan.com – Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) atau biasa dikenal dengan industri rumahan di Jateng sangat tumbuh pesat. Data dari Dinas Koperasi dan UMKM Jateng tercatat ada 4.174.210 unit menyebar di semua Kabupaten/Kota. Jumlah tersebut menggambarkan kesadaran masyarakat untuk berwirasusaha cukup besar.
Sekretaris Komisi B DPRD Jawa Tengah, M. Ngainirrichadl, S.HI mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 datang, banyak bermunculan pelaku ekonomi rumahan dengan varian produknya yang unik. Dia mencontohkan di Temanggung. Daerah yang berada di lembah Gunung Sumbing dan Sindoro serta ngarai Sungai Progo membawa ciri khas produk yang tak tertandingi nilainya, yakni kopi dan tembakau.
“Di Temanggung juga melimpahnya hasil sayur mayur. Namun untuk kopi maupun tembakau tetap jadi pilihan yang sangat diminati,” ungkapnya di acara Obrolan Dewan, Jumat (2/4/2021).
Hadir pula dalam acara tersebut narasumber lain Kasi Penyelenggaran Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Yusa Brameda, pelaku UMKM Lili Zumrotin dan Tuhar pemilik kebun kopi di daerah Posong.
Bagi Ngainirrichadl, untuk waktu sekarang ini perhatian pada UMKM harus serius. Sektor tersebut sangat terdampak oleh pandemi. Hal utama yang harus ditekankan adalah masalah permodalan serta pemasaran.
“Masyarakat mempunyai kemampuan berkarya memproduksi apa saja, tetapi mereka terkendala persoalan permodalan dan pemasaran. Sebenarnya di desa-desa sudah ada yang namnaya BKM, yaitu Badan Keuangan Masyarakat yang menangani pinjaman dengan sistem tanggung renteng, dimana pinjaman ini dikelola oleh kelompok dan angsurannya juga ditanggung secara bersama,” jelasnya.
Sebagai Kasi Penyelenggara Dinas Koperasi dan UMKM, Yusa mengemukakan, perhatian pemerintah untuk UMKM terlebih untuk urusan permodalan dan pemasaran tak pernah berhenti. Dinas Koprasi selama ini sudah sering kali melakukan penyuluhan penyuluhan terhadap pelaku ekonomi.
“Ada KUR dari Perbankan, kemudian memberikan penyuluhan terkait pemasaran dengan cara mengadakan pertemuan dan mengadakan bimbingan terhadap pelaku ekonomi. Untuk permodalan alangkah lebih mudahnya jika pelaku ekonomi mau menjadi anggota di salah satu koperasi yang ada di sekitar agar supaya mudah dalam hal mendapatkan permodalan,” jelas Yusa.
Lily Zumrotin adalah salah satu pelaku ekonomi yang merasakan bimbingan dan bantuan dari Dinas Koperasi dan UMKM sehingga produk usahanya sampai saat ini mampu menembus luar Jawa Tengah.
“Saya sangat berterima kasih sekali dengan bimbingan dan penyuluhan yang diberikan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Temanggung yang dengan penuh ketelitian dan kesabaran, sehingga produk saya sudah mendapatkan label halal dan semakin berkembang. Saya memproduksi kripik yang tidak biasa, yakni dari pelepah daun pisang, yang kebanyakan orang dibuang tanpa manfaat, saya olah menjadi kripik yang punya cita rasa berbeda,” kata Lily Zumrotun.
Tuhar, pemilik kopi juga tak kalah bangga dengan hasil karyanya, memanen kopi pada saat yang tepat adalah cara untuk mendapatkan cita rasa yang berbeda.
Dalam akhir obrolan, M. Ngainirrichad berharap ada sinergi antara Dinas Koperasi dan UMKM dengan Dinas Pariwisata supaya mampu bergandengan untuk menciptakan perekonomian yang hebat.
“Di mana ada objek wisata, di situ akan bermunculan pelaku ekonomi serta pemberdayaan pelaku UMKM setempat,” tutupnya.
(Aji/Red)