DAERAH

PPP Kota Depok Tetap Solid Berjuang untuk Kepentingan Ummat

Depok, Pena Persatuan – Selesainya Mukhtamar IX Partai Persatuan Pembangunan, banyak melahirkan harapan-harapan dari pengurus juga kader PPP, dengan adanya Ketua Umum PPP yang baru, diharapkan bisa mengangkat juga membesarkan PPP ke depan. “Saya berharap PPP ke depan lebih baik, lebih maju, lebih bermanfaat untuk perjuangan agama, nusa, dan bangsa. Tentu harapan itu bisa kita capai ketika kita tetap istiqomah dengan perjuangan awal PPP yaitu amar ma’ruf nahi munkar , mau mendengarkan aspirasi ummat, alim ulama dalam berjuang di Negara Kesatuan Republik Indonesia, ”beber Hj. Qonita Lutfiyah, SE, MM.

Menurut politisi perempuan PPP ini, seluruh pengurus PPP harus ingat bahwa PPP bisa besar karena ummat, PPP bisa eksis juga karena ummat, maka sebagai pimpinan PPP di semua tingkatan, harus peka, harus jeli pada kepentingan dan kemaslahatan ummat, sebagai konstituen yang selama ini masih tetap istiqomah ikut dalam membesarkan PPP.

“Dengan demikian, sudah seharusnya kebijakan-kebijakan dari DPP juga harus sesuai dengan aspirasi ummat karena PPP besar karena ummat. Kaitan PPP ada dalam pemerintahan dalam partai koalisi ya itu tidak masalah, tetapi kebijakan pemerintah itu tidak semuanya juga harus kita ikuti, ada saatmya kita menerima dan mengikuti, ada saatnya juga kita mengkritisi dan tidak mengikuti,” ucap putri dari Prof. KH. Sukron Ma’mun, BA ini.

Ketika kebijakan pusat tidak berpihak pada kepentingan ummat, tutur politisi PPP yang sudah dua kali duduk di DPRD Kota Depok ini, sudah pasti imbasnya sampai pada pengurus PPP di tingkat bawah, karena DPC merupakan tempat ummat mengadu. Dan sebagai kader partai yang ada ditingkat bawah, tentu harus benar-benar memberikan ekstra pemahaman kepada konstituen saat mereka menanyakan kebijakan-kebijakan atau statement-statemen yang dilakukan oleh pengurus PPP yang kerap menyinggung perasaan ummat. 

“Oleh karena itu, untuk hal-hal yang sifatnya prinsip kalaupun kita tidak boleh diam, dan harus berstatemen, ya yang normatif lah. Kita harus bisa saling menjaga, menjaga perasaan ummat juga perasaan pemerintah. Jangan sampai pengurus PPP membuat statement yang akhirnya menimbulkan kagaduhan pada kostituen PPP di tingkat wilayah juga cabang,” terang anggota Komisi D dari PPP tersebut.

Sebagai politisi PPP, dirinya melihat dengan kebijakan juga statement pengurus PPP di tingkat pusat, sepertinya PPP ini ingin mengganti kemasan, dari kekuatan tradisional menuju pada kekuatan millennial itu yang lebih didengungkan. Tapi masih kata Qonita, amunusi PPP ini belum siap untuk merekrut kalangan millennial. Yang ada nantinya, millennialnya tidak ketangkep tradisionalnya lepas.

Disinggung mengenai masalah PPP Kota Depok dalam menarik simpati ummat, mengingat suara PPP pada pemilu kemarin sangat merosot, Qonita mengatakan, PPP Kota Depok menjadikan Pemilu juga Pileg kamarin sebagai bahan evaluasi terbesar buat PPP Kota Depok. Ternyata, masih menurut Qonita PPP memang tidak bisa jauh dari ulama. PPP boleh mempunyai keinginan untuk meraih massa konstituen diluar massa tradisionalnya, tapi ternyata itu juga belum bisa dilakukan dengan maksimal.

“PPP Kota Depok juga  melakukan holaqoh alim ulama yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan, dan alhamdulillah para kiayi para ulama yang kemarin sempat tidak simpatik kepada PPP karena masalah-masalah yang terjadi di PPP, alhamdulillah dalam acara tersebut para kiayi juga alim ulama berikrar untuk kembali ke rumah besar PPP. PPP Kota Depok mulai melakukan kerja-kerja nyata di masyarakat, kerja-kerja politik secara cerdas, secara nyata yang benar-benar berimbas pada masyarakat.” terang Qonita.

Selama PPP tetap berkomitmen dan istiqomah bergerak bersama rakyat, Qonita yakin PPP bisa kembali besar. Jangan sampai hanya sampai pada slogan saja, tapi slogan itu juga harus diimplementasika kerja nyata di masyarakat. Ketika slogan itu tidak ada imlementasi secara nyata baik dari DPP, DPW, juga DPC maka harapan itu akan menjadi mimpi saja.

PPP, ucap Qonita, harus jeli dalam menatrik simpati masyarakat, karena beda wilayah, beda budaya, beda kultur konstituen masyarakat yang dihadapi. Tidak bisa dipukul rata dalam cara PPP bersosialisasi, cara-cara kerja politik, maupun statement-statement yang dikeuarkan oleh pengurus PPP. Karena menurut Ketua DPC PPP Kota Depok ini, ada masyarakat yang sensitif, masyarakat yang tidak peduli juga ada masyarakat yang kritis, dalam menerima kebijakan juga statemen yang dilontarkan oleh pengurus PPP.

Ditanya bagaimana target PPP Kota Depok pada pemilu mendatang, politisi PPP yang low profil juga murah senyum ini mengatakan, kedepan PPP Kota Depok menargetkan pada pemilu 2024 nanti, minimal mendapatkan enam kursi maksimal sebanyak-banyaknya, dirinya berharap kondisi politik ini tetap stabil dan tidak terjadi tsunami seperti pemilu 2019 lalu.

Masih kata Qonita, Banyaknya statemen-statemen yang dilontarkan pengurus pusat dan menjadi blunder di konstituen PPP, PPP Kota Depok mulai dari DPC, PAC sampai Ranting, tetap menjaga soliditas. Dengan terbangunnya soliditas antar DPC, PAC juga Ranting, tentu misi perjuangan PPP di Kota Depok akan mudah tercapai. Selanjutnya, ucap Qonita, PPP Kota Depok tetap berkomitmen pada prinsip perjuangan PPP, dirinya yakin PPP bisa besar di Depok karena ummat, jadi PPP Kota Depok tetap solid berjuang untuk kepentingan ummat.

“Saya ini bukan petugas partai, tapi saya pejuang partai. Sebagai pejuang partai jadi saya harus bisa menjaga garis perjuangan partai yang berjuang bersama ummat, untuk kepentingan ummat, agama dan bangsa. Ini adalah bentuk kecintaan saya pada PPP,” tegas Qonita.

Menurut Qonita, dirinya seperti itu karena dilandasi rasa cintanya sama PPP dan bentuk tanggungjawabnya selaku Ketua DPC terhadap para alim ulama juga ummat yang selama ini tetap istiqomah menjaga dan membesarkan PPP di Kota Depok. “Dalam hal kebijakan, saya tetap mendukung alim ulama, saya tidak lagi melihat jabatan, saya lebih melihat ini adalah prinsip agama, prinsip perjuangan PPP yang harus kita jaga,” tutup Qonita dengan senyumnya tanpa menghilangkan ketegasannya.

(Fadillah Fahmi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *