Dari Pesantren untuk PPP

Pena Persatuan – Sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan yang merupakan partai Islam dan partai lama, Ahmad Rosydi, Em. S, S.Pd.I, M.Pd, yang pernah menjabat anggota DPRD Kalimantan Timur periode 2014-2019, seolah mempunyai tanggungjawab untuk membuat PPP kembali besar dan menambah perolehan kursi parlement pada Pemilu 2024 mendatang. Tokoh yang menghabisi banyak waktu dalam pondok pesantren pimpinan KHR. As’ad Sukarejo ini, tidak rela kalau PPP sampai hilang dari perpolitikan nasional.

“Saya ingat betul pada tahun 1990 KHR. As’ad mengundang KH. Maimoen Zoebair untuk meresmikan Ma’had Ali di Sukarejo. Siapa yang tidak kenal dengan Mbah Moen, yang merupakan salah satu pendiri PPP. Pada saat itu, saya juga santri-santri yang lain duduk bersimpuh dihadapan beliau, sebulan setelah acara tersebut KHR. As’ad wafat,” cerita Ahmad Rosydi, sedikit sedih mengingat hal yang sudah berlalu itu.

Dok. Istimewa| Saat KH. Maimoen Zoebair datang memenuhi undangan KHR. As’ad (baju putih) untuk meresmikan Ma’had Aly Sukarejo, tahun 1990.

Menurut Ahmad Rosydi, jika sampai saat ini kita mendengar dan menyaksikan lembaga Ma’had Aly yang sampai saat ini masih aktif dibanyak pesantren, maka kita harus bersyukur, karena cikal bakal lembaga Ma’had Aly itu lahir dari dua ulama besar yang juga merupakan tokoh Partai Persatuan Pembangunan. Ma’had Aly merupakan jaringan yang dibangun dari pesantren untuk membangun dan mengembangkan PPP agar semakin mengakar dalam diri para santri.

“Sayangnya, kita selaku kader PPP tidak begitu pandai untuk merawat jaringan yang sudah dibangun oleh dua tokoh PPP itu. Kita kalah cepat, kalah cerdas juga kalah langkah dengan PKB yang merupakan partai baru dibanding dengan PPP. Tentu hal ini juga harus menjadi perhatian khusus untuk Ketua Umum juga tim formatur yang sampai saat ini terus bekerja ekstra keras dalam menyusun kepengurusan DPP pasca Mukhtamar IX,” harap Ahmad Rosydi.

Dok. Istimewa | saat Mbah Moen datang silaturahmi ke kediamannya Ahmad Rosydi (batik biru)

Dirinya juga agak pesimis kalau permintaannya agar KHR, Azaim masuk dalam jajaran struktur DPP PPP, karena menurutnya hal tersebut memang agak sulit. Tapi, tambah Ahmad, silahkan dicoba saja dulu, mengingat selama ini ‘Ijtihad Politik’ KHR. Azaim banyak disalurkan melalui KH. Afifuddin Muhajir, Gus Baha’ yang saat ini aktif di Rois Syuriyah PBNU.

“Tapi ga ada salahnya untuk DPP PPP menjalin komunikasi yang baik dengan KHR. Azaim untuk silaturahmi dan mencoba kembali memanfaatkan jaringan Ma’had Aly yang sudah terbentuk hampir di seluruh pesantren, untuk kembali bersama-sama membesarkan PPP lewat pesantren seperti keinginan kedua tokoh pendiri Ma’had Aly. Semoga pada tahun 2024 nanti, menjadi tahun kejayaan PPP,” harap Ahmad menutup pembicaraannya.

(Fadiel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *